Keanu Reeves, Pemeran Utama John Wick Ternyata Juga Musisi

Keanu Reeves dikenal sebagai salah satu aktor terkenal di dunia, tetapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa dia juga memiliki bakat musikal yang cukup menonjol. Selain berakting dalam beberapa film terkenal seperti “The Matrix” dan “John Wick”, Reeves juga merupakan anggota dari band rock alternatif bernama Dogstar. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat perjalanan karir Reeves dalam dunia musik dan kontribusinya terhadap Dogstar.

Dogstar dibentuk pada tahun 1991 di Los Angeles dan awalnya terdiri dari Keanu Reeves sebagai bassis, Robert Mailhouse sebagai drummer, dan Gregg Miller sebagai guitaris dan vokal. Mereka mulai bermain di klub lokal dan dengan cepat mendapatkan pengikut setia. Dalam beberapa tahun, Dogstar telah tampil di berbagai tempat di seluruh Amerika Serikat dan bahkan pernah melakukan tur internasional.

Reeves bukanlah musisi yang terlatih secara formal, tetapi dia memiliki semangat dan cinta yang besar terhadap musik. Dia belajar memainkan gitar dan berlatih keras untuk mengasah keterampilannya. Meskipun suara vokalnya mungkin tidak sekuat vokalis utama dalam band rock lainnya, ia memiliki karisma yang unik dan kemampuan untuk menyampaikan emosi melalui nyanyiannya.

Dogstar merilis album debut mereka, “Our Little Visionary”, pada tahun 1996. Album ini mendapatkan sambutan positif dan menampilkan gaya musik yang bervariasi, mulai dari rock alternatif hingga pop. Meskipun Dogstar tidak pernah mencapai kesuksesan besar secara komersial, band ini tetap memiliki penggemar yang setia dan terus menarik perhatian karena keterlibatan Reeves.

Keanggotaan Reeves di Dogstar juga memberinya kesempatan untuk tampil di beberapa festival musik terkenal, seperti Glastonbury dan Reading Festival di Inggris. Kehadiran Reeves di atas panggung seringkali menjadi sorotan, dengan banyak penggemar yang terpesona oleh keberadaannya dan penampilannya yang energik.

Namun, pada tahun 2002, Dogstar mengumumkan pembubaran mereka. Setelah itu, Reeves kembali sepenuhnya ke dunia akting, tetapi pengalaman bermain musik dengan Dogstar tetap menjadi bagian penting dari perjalanan hidupnya. Dia menyatakan bahwa musik tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dirinya dan bahwa dia akan terus bermain musik dengan teman-teman dekatnya.

Meskipun Dogstar mungkin tidak mencapai kesuksesan komersial yang besar, band ini menunjukkan betapa pentingnya melampaui batasan dan menjelajahi minat dan bakat yang berbeda. Keberanian Reeves untuk mencoba sesuatu yang baru dan menggabungkan kariernya dalam akting dengan musik adalah inspirasi bagi banyak orang. Selain itu, Dogstar juga merupakan contoh bagaimana seorang selebriti dapat menggunakan platform mereka untuk menjelajahi minat kreatif yang berbeda dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti hasrat mereka.

Setelah Dogstar, Reeves masih terlibat dalam beberapa proyek musik. Dia sering kali muncul sebagai tamu di panggung teman-teman musisi dan ikut menyumbangkan vokal atau permainan gitar. Meskipun dia tidak lagi aktif sebagai anggota band tetap, keterlibatannya dalam dunia musik terus menunjukkan cinta dan minat yang dalam terhadap medium tersebut.

Keanu Reeves juga dikenal karena sifat rendah hati dan kepribadiannya yang ramah terhadap penggemar. Meskipun dia adalah seorang selebriti global, dia seringkali terlihat bersedia berinteraksi dengan penggemar dan mengambil waktu untuk berbicara tentang minatnya dalam musik. Ini telah memperkuat ikatan antara Reeves dan penggemar setianya, yang mengagumi dedikasinya terhadap seni dalam berbagai bentuk.

Selain keterlibatannya dalam musik, Keanu Reeves juga terus menunjukkan kepeduliannya terhadap berbagai masalah sosial dan lingkungan. Dia telah terlibat dalam amal dan kampanye untuk membantu anak-anak, rumah sakit, dan berbagai organisasi nirlaba. Ketulusan dan integritasnya sebagai individu terkenal telah mengilhami banyak orang di seluruh dunia.

Keanu Reeves dan Dogstar adalah contoh penting dari bagaimana seseorang dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka di luar bidang yang mereka kenal. Mereka menunjukkan betapa pentingnya mengikuti hasrat kreatif dan berani melampaui batasan yang ditentukan oleh dunia hiburan. Dalam kasus Keanu Reeves, karirnya sebagai aktor yang terkenal telah diperluas melalui kebermainannya dalam musik, menciptakan pengalaman yang memuaskan dan memperkaya hidupnya.

Dalam dunia yang sering kali menempatkan orang dalam kotak-kotak yang terdefinisi dengan jelas, keberanian untuk menjelajahi minat dan bakat yang berbeda seperti yang dilakukan oleh Keanu Reeves dan Dogstar adalah sesuatu yang patut diapresiasi. Mereka menginspirasi kita semua untuk tidak takut melangkah keluar dari zona nyaman kita dan mengeksplorasi hal-hal baru yang bisa memberikan kegembiraan dan makna yang lebih dalam dalam hidup kita.

Blake Shelton Keluar dari The Voice: Akhir Era Sang Pelatih Ikonik

Setelah 20 musim yang tak terhitung jumlahnya, Blake Shelton telah mengumumkan keputusannya untuk keluar dari posisinya sebagai juri di acara realitas terkenal “The Voice”. Pengumuman ini mengejutkan banyak penggemar setia Shelton, serta para peserta yang pernah berkesempatan bekerja dengannya selama bertahun-tahun.
Sebagai salah satu juri asli dari musim pertama “The Voice” pada tahun 2011, Blake Shelton segera mendapatkan tempat dalam hati para penonton dengan pesona dan keahliannya dalam mengembangkan bakat vokal. Karismanya yang khas, kecerdasan musik, dan humor yang lekat telah membuatnya menjadi ikon dalam industri musik dan televisi.

Pertunjukan yang menampilkan bakat vokal terbaik Amerika Serikat ini memberi kesempatan kepada Shelton untuk memperlihatkan keahliannya dalam mencari bibit-bibit baru yang berpotensi sukses. Dalam perannya sebagai pelatih, ia telah memenangkan tujuh musim, menjadikannya pelatih dengan prestasi terbanyak dalam sejarah acara ini. Peserta yang pernah dilatih oleh Shelton, seperti Cassadee Pope, Danielle Bradbery, dan Chloe Kohanski, telah berhasil memenangkan gelar juara dan mencapai popularitas yang luar biasa.

Alasan di balik keputusan mendadak Blake Shelton keluar dari “The Voice” masih menjadi spekulasi, karena penyanyi country berusia 46 tahun itu belum memberikan pernyataan resmi. Namun, ada beberapa kemungkinan yang dapat diungkapkan. Pertama, setelah dua dekade terlibat dalam acara ini, Shelton mungkin ingin fokus pada proyek-proyek musik dan karir solonya yang sedang berkembang. Dalam beberapa tahun terakhir, ia telah merilis beberapa album sukses dan meraih prestasi dalam tangga lagu country.Selain itu, perubahan komposisi para pelatih dalam “The Voice” tidaklah aneh. Seiring berjalannya waktu, beberapa pelatih asli lainnya seperti Adam Levine dan Christina Aguilera telah meninggalkan acara ini untuk mengejar proyek-proyek pribadi mereka. Mungkin Blake Shelton juga ingin mencari tantangan baru dan memperluas cakupan karirnya di luar “The Voice”.

Meskipun kepergian Blake Shelton akan meninggalkan kekosongan yang sulit diisi dalam jajaran juri “The Voice”, produser acara ini diharapkan akan mencari pengganti yang mampu mengisi posisi itu dengan kemampuan dan pesona yang sama. Penggemar setia Shelton pasti akan merindukan kehadirannya di panggung “The Voice”, tetapi mereka juga berharap untuk melihatnya terus berkembang dalam karir musiknya.

Pada akhirnya, keputusan Blake Shelton untuk keluar dari “The Voice” menandai akhir era yang luar biasa dalam sejarah acara ini. Dedikasinya terhadap bakat-bakat muda, kerja kerasnya sebagai pelatih,dan kehadirannya yang menginspirasi telah menciptakan warisan yang tak terlupakan. Selama bertahun-tahun, Shelton telah membantu membentuk banyak karir musik yang sukses, menjadikannya salah satu pelatih paling dihormati dan diakui di industri hiburan.

Meskipun kepergiannya menghadirkan perasaan nostalgia dan sedikit kekecewaan bagi para penggemar, ini juga membuka jalan bagi babak baru dalam “The Voice”. Dengan kepergian Shelton, ada kesempatan bagi pelatih baru untuk membawa energi segar dan perspektif unik ke dalam acara ini. Selain itu, para peserta akan memiliki kesempatan untuk belajar dari pelatih yang berbeda, membuka potensi kolaborasi dan pengembangan bakat yang lebih luas.

Bagi Blake Shelton sendiri, langkah ini mungkin menjadi awal dari babak baru dalam kariernya. Dia dapat menjelajahi proyek-proyek musik yang berbeda, fokus pada penulisan lagu, atau bahkan melanjutkan karirnya di dunia akting, yang telah dia coba dengan kesuksesan sebelumnya. Kepergiannya dari “The Voice” memberinya kebebasan dan fleksibilitas untuk mengeksplorasi minat dan ambisi pribadinya.

Bagi para penggemar dan penonton setia, sisa musim-musim mendatang akan menjadi kesempatan terakhir untuk melihat Blake Shelton dalam aksinya sebagai pelatih di “The Voice”. Setiap momen akan menjadi pengingat akan kontribusinya yang luar biasa selama dua dekade terakhir. Penggemar akan mengenang kecerdasan musiknya, humor khasnya, dan interaksi yang menghibur dengan para peserta.
Kepergian Blake Shelton dari “The Voice” menandai akhir dari sebuah babak yang luar biasa dalam sejarah acara ini. Meskipun akan ada rasa kehilangan, kita juga harus bersemangat tentang apa yang akan datang. “The Voice” telah membantu melahirkan bakat-bakat baru dan memperkenalkan kita pada musik yang menakjubkan selama bertahun-tahun, dan dengan kehadiran pelatih baru, kita dapat mengharapkan eksplorasi musik yang lebih luas dan inspirasi baru.

Seperti halnya setiap perubahan dalam kehidupan, kita harus menerima perpisahan ini dengan rasa terima kasih dan mengapresiasi segala yang Blake Shelton telah sumbangkan selama waktunya di “The Voice”. Dia akan tetap menjadi salah satu ikon dalam industri musik dan jejaknya akan terus dikenang oleh para penggemar dan peserta acara ini. Terima kasih, Blake Shelton, untuk semua kenangan yang tak terlupakan dan musik yang luar biasa yang telah Anda hadirkan dalam perjalanan “The Voice”.

Celine Dion Membatalkan 42 Tur: Fokus pada Kesehatan dan Kehidupan Pribadi nya

Celine Dion, salah satu penyanyi terkenal dan diakui secara global, telah membuat keputusan mengejutkan untuk membatalkan 42 tur yang sebelumnya dijadwalkan. Keputusan ini, yang diumumkan oleh tim manajemennya baru-baru ini, mengecewakan jutaan penggemar di seluruh dunia yang berharap dapat melihat penampilan live-nya. Penyanyi Kanada ini, yang dikenal dengan suara emasnya dan repertoar lagu yang ikonik, telah memutuskan untuk fokus pada kesehatan dan kehidupan pribadinya. Keputusan ini terasa sangat penting mengingat tantangan dan tekanan yang dialami oleh para artis dan selebriti yang menjalani jadwal tur yang sibuk dan menuntut.

Celine Dion telah mengabdikan hampir empat dekade dalam dunia musik, memberikan penampilan yang luar biasa dan memenangkan hati jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun keputusan ini mungkin mengecewakan bagi penggemar yang telah lama menantikan kesempatan untuk melihatnya tampil secara langsung, keputusan ini harus dihormati sebagai upaya untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan pribadinya.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh tim manajemennya, alasan utama pembatalan tur adalah untuk memberi kesempatan kepada Celine Dion untuk beristirahat dan memfokuskan perhatiannya pada dirinya sendiri dan keluarganya. Dunia hiburan seringkali menuntut dan menekan, dan dengan membatalkan tur, Celine Dion mengambil langkah yang bijaksana untuk melindungi dirinya sendiri.

Selain itu, Celine Dion juga mengalami kehilangan yang mendalam dalam hidupnya. Pada Januari 2016, suaminya yang tercinta, Rene Angelil, meninggal dunia setelah melawan kanker tenggorokan. Mereka telah membina hubungan yang kuat baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, dan kehilangan ini pasti memberikan dampak yang signifikan pada Celine Dion. Pembatalan tur dapat menjadi cara baginya untuk mengatasi kesedihan dan menemukan kembali kedamaian dan keseimbangan dalam hidupnya.

Sebagai salah satu penyanyi dengan karir yang sukses dan pengaruh yang besar, Celine Dion tetap menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada penggemarnya. Dia mengakui dukungan yang tak tergoyahkan yang diterimanya selama bertahun-tahun dan berjanji akan kembali dengan proyek musik baru di masa depan. Celine Dion ingin memastikan bahwa dia memberikan yang terbaik bagi penggemar setia yang telah mendukungnya sepanjang perjalanan karirnya.

Pembatalan tur ini mengingatkan kita akan pentingnya kesehatan dan keseimbangan dalam hidup seseorang, bahkan ketika mereka adalah figur publik yang sangat terkenal. Celine Dion telah memberikan banyak kontribusi musik dan seni, tetapi pada akhirnya, kehidupan pribadi dan kesejahteraan seseorang harus menjadi prioritas utama. Keputusan Celine Dion untuk membatalkan tur adalah langkah yang menunjukkan keberanian dan kebijaksanaannya dalam menjaga dirinya sendiri.

Selama beberapa tahun terakhir, isu kesehatan mental dan kelelahan yang dialami oleh artis dan selebriti semakin mendapatkan perhatian yang lebih besar. Tingkat tekanan dan tuntutan dari industri hiburan dapat mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang, dan penting bagi individu untuk mengenali tanda-tanda kelelahan dan memberikan waktu untuk pemulihan.

Celine Dion telah memberikan contoh inspiratif tentang pentingnya memprioritaskan kesehatan dan kebahagiaan pribadi. Dalam dunia yang serba cepat dan sibuk, keputusannya untuk membatalkan tur menunjukkan keberanian untuk mengambil langkah mundur, mengurus dirinya sendiri, dan memperkuat hubungan dengan keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Bagi para penggemar Celine Dion, ini mungkin menjadi saat yang mengecewakan. Namun, penting bagi kita untuk mendukung dan menghormati keputusannya. Sebagai masyarakat, kita perlu mengenali dan menghargai hak setiap individu untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan dalam hidup mereka, terlepas dari sejauh mana keberhasilan dan popularitas mereka.

Celine Dion telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam industri musik dan telah memberikan kenangan indah bagi jutaan orang di seluruh dunia melalui suara emasnya. Walaupun tur-turnya dibatalkan, warisan artistiknya akan tetap hidup dan pengaruhnya akan terus terasa dalam industri musik.
Kita semua berharap bahwa Celine Dion akan mendapatkan ketenangan, kesembuhan, dan kebahagiaan yang dia cari dalam waktu ini. Semoga dia menemukan keseimbangan yang dia butuhkan dan kembali dengan semangat baru untuk berbagi bakatnya dengan dunia.

Dalam menghadapi pembatalan tur ini, marilah kita memberikan dukungan dan pengertian kepada Celine Dion. Mari kita menghormati keputusannya untuk fokus pada kesehatan dan kehidupan pribadinya, dan berharap yang terbaik baginya dalam perjalanan ini.

Konser Coldplay Di Indonesia, Harga Tiket Dan Lokasi nya

Pada tanggal 15 november 2023, Indonesia menyambut kehadiran salah satu band musik terbesar di dunia, Coldplay. Dalam konser yang digelar di Jakarta, band asal Inggris ini menghipnotis ribuan penonton dengan pertunjukan spektakuler yang dipenuhi dengan musik, cahaya, dan emosi.
Pihak penyelenggara telah mengumumkan bahwa konser Coldplay di Indonesia akan dilaksanakan di Gelora Bung Karno Stadium, Jakarta. Stadion ini dipilih karena memiliki kapasitas yang besar dan dapat menampung ribuan penggemar Coldplay.

Sebagai salah satu band paling berpengaruh dalam industri musik modern, Coldplay telah memperoleh kekaguman global dengan lagu-lagu hits yang memukau hati pendengarnya. Dalam konser mereka di Indonesia, Chris Martin dan rekan-rekannya akan membawa penonton dalam perjalanan musik yang tak terlupakan. Konser Coldplay di Indonesia tidak hanya menarik perhatian penggemar mereka yang sudah setia, tetapi juga menarik minat orang-orang yang mungkin belum mengenal musik mereka dengan baik. Konser ini merupakan kesempatan yang langka untuk menyaksikan pertunjukan langsung dari salah satu band terbaik di dunia, sehingga tak heran jika tiket terjual habis dalam waktu singkat.

Sepanjang karier mereka berkarir dan berkarya, Band musik Coldplay telah memproduksi sebanyak 226 lagu dan sembilan album studio. Beberapa rilis yang sempat lama menduduki peringkat di Billboard Hot 100 adalah Viva la Vida, Something Just Like This, Paradise, Sky Full of Stars, dan Hymn for the Weekend. Album mereka juga sangat laris manis di pasaran, dengan terjual sebanyak lebih dari 100 juta kopi di seluruh belahan dunia.

Di dunia digital, Coldplay termasuk salah satu musisi yang sangat populer dan banyak peminat nya. Hingga bulan Mei 2023, mereka tercatat memiliki 65,1 juta pendengar bulanan di platform musik Spotify. Jumlah ini merupakan yang terbanyak ke-15 secara global dan pertama terbanyak sepanjang sejarah musik untuk kelompok band, mengalahkan Maroon 5, Imagine Dragoons, dan OneRepublic. selain itu, band yang berkomitmen menyumbangkan 10 persen pendapatannya untuk kegiatan amal ini juga merupakan kelompok band pertama yang mampu menembus 1 miliar streams di platform musik Spotify.

Tak hanya musiknya yang menggetarkan hati, tetapi pesan-pesan yang disampaikan oleh Chris Martin juga menginspirasi banyak penonton. Ia berbicara tentang pentingnya cinta, persatuan, dan harapan di tengah-tengah dunia yang penuh dengan tantangan. Coldplay berusaha mengajak penonton untuk berbagi semangat positif dan menjadikan konser ini sebagai momen pengingat bahwa musik dapat menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang.

Selain itu, konser Coldplay di Indonesia juga memiliki dampak positif terhadap pariwisata. Ribuan penggemar dari luar negeri datang ke Indonesia khusus untuk menghadiri konser ini, memberikan dorongan bagi industri pariwisata dalam negeri. Mereka juga dapat merasakan keramahan dan keindahan budaya Indonesia selama kunjungan mereka. Tidak hanya itu, konser Coldplay juga membangkitkan semangat dan kebanggaan nasional di antara masyarakat Indonesia. Penonton merasa bangga bahwa negara mereka dianggap penting oleh salah satu band terbesar di dunia. Ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kemampuan dalam menyelenggarakan acara musik internasional dengan sukses.

Berikut ini adalah daftar harga tiket dan kelas untuk konser coldplay di indonesia.
1. cat 8 numbered seating   Rp 800.000
2. cat 7 numbered seating   Rp 1.250.000
3. cat 6 numbered seating   Rp 1.250.000
4. cat 5 numbered seating   Rp 1.750.000
5. cat 4 numbered seating   Rp 2.500.000
6. cat 3 numbered seating   Rp 3.250.000
7. cat 2 numbered seating   Rp 4.000.000
8. festival free standing       Rp. 3.500.000
9. cat 1 numbered seating   Rp 5.000.000
10. my universe festival       Rp 5.700.000
11. ultimate experience        Rp 11.000.000

Konser Coldplay di Indonesia akan selalu dikenang sebagai momen yang istimewa dalam sejarah musik di negara ini. Kehadiran mereka telah mengubah stadion menjadi tempat di mana mimpi menggema dan membawa kesenangan kepada ribuan penonton yang hadir.
Dengan konser ini, Coldplay telah membawa kilauan musik internasional ke Indonesia dan meninggalkan warisan tak terhapuskan bagi para penggemar mereka. Mereka telah menginspirasi generasi baru musisi dan mengingatkan kita semua akan kekuatan musik sebagai bahasa universal yang menghubungkan kita semua.

Indonesia telah menjadi tuan rumah yang luar biasa bagi Coldplay, dan kita berharap untuk menyambut band-band besar lainnya di masa depan. Konser ini menjadi pengingat bahwa negara ini adalah panggung yang siap untuk menampilkan bakat-bakat musik dunia dan mewujudkan impian mereka untuk tampil di hadapan penggemar Indonesia.

Coldplay: Sejarah Dan Perjalanan Band Coldplay

Coldplay adalah sebuah band rock alternatif asal Britania Raya yang dibentuk di London pada tahun 1996. Band ini terdiri dari empat anggota, yaitu Chris Martin sebagai vokalis dan pemain piano, Jonny Buckland sebagai gitaris utama, Guy Berryman sebagai bassis, dan Will Champion sebagai drummer. Coldplay pertama kali terbentuk ketika Chris Martin dan Jonny Buckland bertemu di University College London pada tahun 1996. Mereka kemudian membentuk sebuah band dengan nama “Starfish” dan mulai tampil di berbagai klub kecil di London. Pada tahun 1997, Guy Berryman bergabung sebagai bassis dan Will Champion bergabung sebagai drummer, sehingga nama band mereka diubah menjadi “Coldplay”.

Pada tahun 2000, Coldplay merilis album debut mereka yang berjudul “Parachutes”. Album ini mendapatkan sambutan yang sangat positif dari kritikus musik dan mendapat pengakuan di kalangan penggemar musik alternatif. Singel pertama mereka, “Yellow”, menjadi hit di Inggris dan membantu memperkenalkan Coldplay kepada khalayak yang lebih luas.Kesuksesan Coldplay semakin bertambah dengan rilis album-album berikutnya. Album kedua mereka, “A Rush of Blood to the Head” (2002), memenangkan beberapa penghargaan Grammy dan mendapat ulasan yang sangat positif. Album ini juga menghasilkan singel-singel populer seperti “In My Place” dan “The Scientist”.

Album-album selanjutnya, seperti “X&Y” (2005), “Viva la Vida or Death and All His Friends” (2008), dan “Mylo Xyloto” (2011), juga sukses secara komersial dan kritis. Lagu-lagu seperti “Speed of Sound”, “Viva la Vida”, dan “Paradise” menjadi hits di seluruh dunia.Coldplay terus mengembangkan gaya musik mereka dari album ke album, mencoba berbagai eksperimen dengan suara dan genre musik yang berbeda. Mereka juga dikenal dengan penampilan panggung yang spektakuler dan produksi konser yang mengesankan. Pada tahun 2015, Coldplay merilis album “A Head Full of Dreams” yang menampilkan kolaborasi dengan berbagai artis terkenal, seperti Beyoncé, Rihanna, dan Noel Gallagher. Album ini mendapatkan sambutan yang baik dan memuncaki tangga lagu di berbagai negara.Selain kesuksesan di dunia musik, Coldplay juga terlibat dalam berbagai kegiatan filantropi. Mereka mendukung berbagai organisasi amal dan sering kali mengadakan konser amal untuk mengumpulkan dana bagi penyebab yang mereka dukung.Perjalanan Coldplay sebagai band terus berlanjut, dengan rilis album-album baru dan tur konser di seluruh dunia. Mereka tetap menjadi salah satu band paling populer dan dihormati di dunia musik rock alternatif, dengan jutaan penggemar di seluruh dunia.

Setelah merilis album “A Head Full of Dreams” pada tahun 2015, Coldplay memutuskan untuk mengambil jeda sejenak dari aktivitas rekaman. Mereka fokus pada tur konser dan penampilan langsung, termasuk penampilan mereka di acara-acara besar seperti Super Bowl 50 pada tahun 2016. Pada tahun 2017, Coldplay kembali dengan album studio ke-8 mereka yang berjudul “Kaleidoscope EP”. EP ini berisi lima lagu, termasuk singel “Something Just Like This” yang merupakan kolaborasi dengan The Chainsmokers. Meskipun bukan album penuh, “Kaleidoscope EP” tetap mendapatkan sambutan yang baik dari penggemar dan kritikus.

Pada tahun 2019, Coldplay merilis album studio berjudul “Everyday Life”. Album ini menampilkan gaya yang lebih eksperimental dan mencakup berbagai genre musik, termasuk elemen-elemen musik dunia. Mereka menampilkan lagu-lagu dengan lirik yang reflektif dan tema-tema sosial yang kuat. Album ini mendapat pujian dari kritikus dan menjadi sukses komersial.Selain eksplorasi musikalitas, Coldplay juga terus berperan sebagai band yang peduli akan isu-isu lingkungan dan sosial. Mereka secara aktif mendukung kampanye-kampanye untuk keadilan sosial, perdamaian dunia, dan keberlanjutan lingkungan. Mereka juga mendirikan yayasan amal bernama “Coldplay’s Global Citizen” yang berfokus pada mengatasi masalah kemiskinan global.Pada tahun 2020, Coldplay mengumumkan bahwa mereka akan merilis album berikutnya yang berjudul “Music of the Spheres”. Album ini dijadwalkan rilis pada tahun 2021. Mereka juga melakukan tur dunia yang akan dimulai setelah pandemi COVID-19 berakhir.

Perjalanan Coldplay sebagai band terus menunjukkan inovasi dan eksperimen dalam musik mereka. Mereka telah menciptakan beberapa lagu paling ikonik dalam sejarah musik alternatif dan terus menginspirasi jutaan penggemar di seluruh dunia. Dengan kehadiran mereka yang kuat di panggung musik internasional, Coldplay terus menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu band paling berpengaruh dan sukses dari generasinya.